Kirab/Jutbio/ Xun Jing
salah satu kegiatan yang banyak
dilakukan kelenteng adalah arak-arakan Jutbio/kirab, pada saat kirab
kimsin/rupang para dewa diarak keluar memakai tandu mengelilingi kota, dengan
iringan musik dan berbagai macam atribut-atribut, senantiasa juga di iringi
oleh Barongsai dan Liong. Di beberapa
daerah seperti di kalimantan selalu diikuti oleh sekelompok tangsin, yang
membuat suasana semakin mistis tentunya dengan berbagai kegiatan. hal ini juga
direspon positif dari berbagai kalangan dengan mengikut sertakan kesenian
daerah untuk turut memeriahkan suasana.
Arti Jutbio secara harafiah
adalah keluar kelenteng, dengan maksud dan tujuan adalah mengusung kimsin
keluar kelenteng untuk membersihkan lingkungan dari pengaruh negatif, dan
senantiasa memberikan berkah kepada seluruh kota. Xun Jing merupakan salah satu
kegiatan dalam peribadahan umat Agama Khonghucu atau Tridharma. Dalam kegiatan
ini, arca sang Dewa (Kim Sin) diarak keliling kota dengan iringan berbagai
atribut ditambah kesenian Barongsai, Liong, Cenggay, dan sebagainya. Ritual Xun
Jing sekarang ini lebih populer dengan sebutan Kirab. Kesenian Jawa, seperti
wayang kulit dan jaran kepang yang dimainkan empat orang, juga digunakan untuk
meramaikan prosesi kirab.
Meskipun berasal dari kebudayaan
asli masyarakat China, banyak etnis lain yang turut berperan dalam prosesi
arak-arakan untuk turut memperoleh berkah. Misalnya dengan beramai-ramai ikut
mengangkat tandu atau menyumbangkan kesenian tradisional setempat. ada kepercayaan dimana apabila kita mampu mengotong/mengangkat tandu akan mendapat berkah dan keingan kita yang sesuai dengan tujuan kirab biasa tercapai.
banyak juga kita lihat selain dimeriahkan acara-acara kesenian ada juga kesenian tatung, pemasukan roh kedalam tubuh manusia dengan memperlihatkan kekuatan para roh tersebut, untuk ini banyak kita jumpai saat kirab di luar pulau jawa.
Penyegelan Pintu Utama Klenteng
Pada umumnya, Klenteng memiliki
sebuah pintu utama yang diapit dua buah pintu kecil disamping kanan dan
kirinya. Pintu utama biasanya selalu ditutup karena merupakan jalan masuk bagi
para Roh Suci (Shen Ming atau Dewa). Umat atau pengunjung dapat menggunakan
pintu masuk lainnya.
Saat pelaksaan Kirab, pintu utama
dipasang segel yang terbuat dari kertas merah dengan tinta hitam, atau kertas
kuning dengan tinta merah. Segel cukup dipasang menggunakan lem. Prosesi Xun
Jing dimulai setelah segel ini dirobek menggunakan pikulan depan tandu yang
mengangkat Kim Sin Roh Suci pembuka jalan (Xian Feng Qiao). Segel selanjutnya
dibakar bersama kimcoa (kertas emas) setelah prosesi selesai.
Ritual ini bisa tidak dilakukan
jika Klenteng yang bersangkutan hanya memiliki satu buah pintu saja (sehingga
tidak ada jalan lain bagi iring-iringan di depan tandu untuk keluar terlebih
dahulu) atau jika ada kesulitan lain (misalnya jika pintu utama terlalu
sempit).
Replika Pusaka dan Senjata
Pusaka ini biasanya berupa panji
atau bendera besar yang berbentuk segitiga, segi empat memanjang, atau vaandel
besar dan berlukisan.
Lukisan Hu Jiang Jun (Fujian/Hokkian: Hou
Ciang Kun; Indonesia: Panglima Harimau). Digunakan oleh Fu De Zheng Shen (Tu Di
Gong atau Dewa Bumi). Hou Ciang Kun berbulu kuning (warna tanah) dan belang
hitam (warna hitam adalah lambang air).
Gambar Tiong Than Goan Swee (Lo Cia).
Digunakan oleh: Xuan Tian Shang Di, Buddha Sakyamuni, Guan Yin Bu Sa, Tai Shang
Lao Jun, Tian Shang Sheng Mu, atau Roh Suci lain yang sederajat dengan mereka.
Gambar Ceng Goan Cin Kung (Guandi).
Digunakan oleh Cheng Huang, Khay Ciang Seng Ong, Ze Hai Zhen Ren, atau para Roh
Suci yang sederajat dengan mereka.
Tandu
Umumnya ada dua macam tandu yang
dipakai, yaitu tandu yang berbentuk kursi dengan bagian belakang terbuka (Tai
Ping Qiao) dan tandu yang tertutup atap (Lian Qiao).
Tandu dipasang bendera lima warna
Wu Xing (hijau, merah, kuning, putih, hitam) pada bagian atas dan belakangnya
jika digunakan untuk mengangkat Arca Dewata Taoisme. Bendera tersebut berwarna
berbeda (biru, kuning, merah, putih, oranye) jika tandu digunakan untuk
mengangkat Arca makhluk suci Agama Buddha. Pemasangan bendera harus berdasarkan
tata cara khusus.
Urutan Xun Jing
Penataan urut-urutan dalam Xun
Jing memiliki aturan tertentu, sesuai dengan fungsi masing-masing bagian.
Berikut ini merupakan urutan dalam Xun Jing Sam Poo Kong di Klenteng Sam Po
Kong, Semarang. Urutan ini merujuk pada prosesi Xun Jing di istana China.
Urutan dari depan:
Sang Saka Merah Putih.
Bendera Klenteng bersangkutan (ukuran
besar).
Bendera besar bertuliskan nama Roh Suci
(Shen Ming) yang diarak.
Alat musik simbal berukuran besar (Xian
Feng Luo).
Sepasang papan bertuliskan Su Jing (Harap
Tenang) dan Hui Bi (Beri Jalan).
Lentera (Lu Deng).
Replika pusaka dan senjata.
Panji-panji atau bendera PTITD (Perhimpunan
Tempat Ibadat Tri Dharma).
Grup musik seperti Da Gu Dui (Toa Ko Tui)
atau Gamelan.
Gedawangan (sejenis ondel-ondel) berwujud
Zhang Tian Shi (Thio Thian Su), yaitu seorang tokoh pembuat Hu dan pengusir roh jahat, untuk membuka
jalan.
Bendera Perintah untuk membuka jalan (Ling
Qi) berukuran kecil.
Tempa Dupa (Xiang Ding) beserta abu (Xiang
Lu).
Tandu yang mengangkat arca Roh Suci pembuka
jalan (Xian Feng Qiao).
Tandu yang mengangkat arca Roh Suci
pengawal (Tai Ping Qiao).
Payung Agung/Kebesaran (Shen San).
Tandu Utama mengangkat arca Roh Suci tuan
rumah (Shen Qiao/ Lian Qiao).
Kipas Agung/Kebesaran (Shen Shan).
Grup seni musik setempat (kedengcong).
Grup Liong-Samsi.
Grup kesenian lain, misalnya Reog.
Tandu yang mengangkat arca Roh
Suci tamu (yang datang atas undangan Klenteng tuan rumah) ditempatkan di
belakang tandu Roh Suci pengawal (Tai Ping Qiao). Grup Liong-Samsi tamu
diurutkan di belakang Liong-Samsi tuan rumah.
Klenteng Tamu
Klenteng yang diundang dalam
perayaan ulang tahun Roh Suci utama yang dipuja adalah Klenteng yang memiliki
hubungan abu. Yang dimaksud dengan hubungan abu adalah, pada saat peresmian
Klenteng baru, Klenteng tersebut menerima abu dari Klenteng lain yang lebih tua
serta memuja Roh Suci yang sama. Abu digunakan untuk menancapkan hio dalam
ritual paling pertama yang dilakukan pada Klenteng tersebut. Kebiasaan itu
disebut Fen Xiang atau Membangi Hio.
Kebiasaan ini kini sudah kabur.
Sekarang pada saat perayaan ulang tahun Roh Suci utama, Klenteng yang merayakan
juga mengundang Klenteng-Klenteng lain yang tidak memiliki hubungan abu
dengannya untuk ikut meramaikan upacara. Meskipun dapat mempererat hubungan antar
Klenteng, tetapi dikhawatirkan terjadi pelanggaran kedudukan Roh Suci. Setiap
Roh Suci atau Shen Ming memiliki derajat yang berbeda-beda dan tidak seharusnya
ditempatkan begitu saja pada jajaran yang sama.
Pelaksanaan Kirab
Berikut ini merupakan contoh
pelaksanaan Xun Jing (Kirab).
Xun Jing dalam Rangka Hari Raya
Kirab Roh Suci Cheng Huang Ye (Dewa
Pelindung Kota). Biasa dilakukan pada festival Zong Yuan untuk melindungi
penduduk kota dari pengaruh buruk para hantu yang berkeliaran di hari itu. Beberapa
kota juga melaksanakan kirab ini pada festival Zhong Qiu. Pada zaman dahulu,
kirab Cheng Huang dilaksanakan secara meriah pada 3 musim (Musim Semi, Gugur,
dan Dingin).
Kirab pada hari raya Cap Go Meh. Arca Cheng
Huang atau Roh Suci tertua di kota tersebut, misalnya arca Tian Shang Sheng Mu
di Kota Lasem.
Kirab untuk memperingati Hari Ulang Tahun
(Sejit) Kongco. Misalnya perayaan Hari Ulang Tahun YM Kongco Sin Long Tay Tee
atau Dewa Pertanian dan Pengobatan di Pekalongan.
Jin Xiang
Jin Xiang (Mengantarkan Dupa)
dilakukan oleh Klenteng-Klenteng yang memiliki hubungan abu. Kirab ini
bertujuan untuk mempererat kembali hubungan abu tersebut dengan cara membawa
kembali abu pemujaan ke Klenteng asalnya.
Kirab Sam Po Kong di Semarang diadakan
setiap tahun ke Klenteng Tay Kak Sie menuju Klenteng Sam Po Kong. Menurut
sejarah, abu di altar Klenteng Tay Kak Sie berasal dari Klenteng Sam Po Kong.
Kirab ratusan arca Tian Shang Sheng Mu dari
Taiwan menuju kuil pusat di Meizhou, Fujian, setiap Imlek tanggal 23 bulan 3.
Kirab Klenteng-Klenteng Chen Fu Zhen Ren
pada saat ultah Kongco di klenteng pusat TITD Hu Tang Miao, Banyuwangi.
Xun Jing Membersihkan Lingkungan
Xun Jing ini dilakukan pada
keadaan tertentu dan darurat.
Kirab Poo Seng Tay Tee (Dewa Pengobatan) dari
China berkeliling Kota Semarang pada saat terjadi wabah pada tahun 1860.
Kirab Toa Pe Kong (Dewa Bumi) dari Klenteng
Siu Hok Bio, Semarang. Atas saran pemuka masyarakat, arca Toa Pe Kong yang pada
saat itu belum pernah Xun Jing, akhirnya diarak keliling kota sebagai tanda
terima kasih bahwa Kota Semarang bebas dari kerusuhan tahun 1998.
Kirab Kongco Hok Tik Cing Sien di Solo,
pada tahun 2011 sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Dewa Bumi.
sumber : Pengetahuan umum tentang Tri Dharma Litbang PTITD/Martrisia Jawa Tengah
AGEN JUDI TOGEL | BANDAR TOGEL TERPERCAYA | LIVE CASINO GAMES ONLINE
ReplyDeleteWWW.PANGERANMIMPI.LIVE
WWW.PANGERAN88.COM
WWW.PANGERAN88.NET merupakan situs untuk pencinta permainan togel online serta berbagai macam permainan Live Casino Games yang menarik disiarkan secara LIVE 24 jam. Dengan system enkripsi tingkat tinggi menjamin keamanan dan kerahasian data dari member-member kami.
Daftar dan bergabung bersama kami di PANGERANMIMPI - BANDAR TOGEL ONLINE TERPERCAYA
BANDAR TOGEL ONLINE NOMOR 1
ReplyDeleteWWW.TOP1TOTO.COM
merupakan situs untuk pencinta permainan togel online serta berbagai macam permainan Live Casino Games yang menarik disiarkan secara LIVE 24 Jam..
aman Dan Terpercaya serta Pelayanan Depo/WD Tercepat
Min Depo 20.000
Min WD 50.000
Whatsapp : +85517338789
Daftar dan bergabung bersama kami di
TOP1TOTO.VIP
TOP1TOGEL.COM
TOP1 TOTO.COM
TOP1JAYA.COM
SALAMJACKPOTTT