Wang Qi si penembus dinding

Wang Qi si Penembus dinding Kisah-kisah Aneh Dari Liao Zhai merupakan kumpulan cerita aneh yang paling terkenal pada Tiongkok zaman kuno, di antaranya terdapat banyak cerita yang sangat menarik , kisah tentang pendeta Tao  Laoshan merupakan salah satu di antaranya.     Alkisah di sebuah gunung yang dinamakan Laoshan di tepi laut tinggal  seorang dewa, warga sekitar menyebutnya sebagai pedeta Tao Laoshan. Seorang bernama Wang Qi naik ke gunung menghadapnya, dan meminta agar pendeta itu mau menerimanya sebagai murid. Pendeta Laoshan menyanggupinya.     Wang Qi mengira suhunya akan segera mengajar ketrampilan silat Tao, mana tahu setiap hari ia hanya ditugasi mencari kayu bakar di gunung.     Satu bulan telah lewat, suatu malam, sang guru bercanda ceria dengan dua orang tamu  sambil meminum arak. Sang guru mengambil secarik kertas putih dan menempelkannya pada dinding. Keanehan segera terjadi, kertas putih itu memancarkan sinar terang benderang bagaikan bulan menerangi seluruh ruang. Sang guru kemudian menghadiahkan kepada murid-muridnya satu teko arak , agar mereka ikut menikmatinya  sepuas hati.    Tapi aneh sekali arak dalam teko itu tak’kan habis tertuang, dan selalu penuh. Seorang tamu berkata, alangkah asyiknya kalau ada seorang penari di sini. Mendengar perkataan tamu itu, sang guru mengambil sebatang sumpit dan menyentuhkannya pada kertas putih di dinding tadi, kejadian di hadapan mata sempat membuat semua orang terperanjat keheran-heranan, karena sekonyong-konyong nampak  seorang wanita cantik berjalan masuk sambil berdendang di bawah belaian sinar bulan.      Satu bulan lagi telah lewat, sang guru tetap tidak mengajar sesuatu ketrampilan kepada Wang Qi. Wang Qi sering melihat gurunya berjalan keluar masuk dengan menembus dinding, maka pada suatu hari ia meminta-minta agar gurunya mengajar ketrampilan itu. Sang guru mengajarnya  mantra untuk penembus dinding. Tapi Wang Qi selalu ketakutan dan tak berani mempraktekkannya. Atas dorongan berulang kali  sang guru, Wang Qi terakhir  memberanikan diri menerjang  dinding sambil mengucapkan mantra, tak terasa sekejap mata saja ia sudah berada di balik dinding sana. Sang guru menasihatinya agar kemudian setelah pulang ke kampung menjadi lah orang yang rajin dan jujur,dan tidak sombong apabila tidak mantra itu akan tidak manjur.     Setelah pulang ke rumah, Wang Qi menyombong-nyombongkan ketrampilannya itu dan ingin mendemonstrasikannya di hadapan sang istri. Tampak  Wang Qi berkumat-kamit mengucapkan mantra dan  lari menerjang  tembok dinding. Duk! Kepala Wang Qi terbentur keras tembok dan jatuh terkapar. Melihat itu sang istri merasa dongkol bercampur geli seraya berkata, “Sungguh pun di dunia ini terdapat ketrampilan seperti itu, juga tak mungkin dapat dikuasai hanya dengan  waktu dua atau tiga bulan saja!” Wang Qi yang kesakitan memaki-maki gurunya.  Sejak kejadian itu, Wang Qi yang  malas tetap menjadi orang yang tidak mempunyai kepandaian apa pun.